BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Informasi
merupakan salah satu sumber utama dari perusahaan dan dapat dikelola sepeti
halnya sumber lain. IRM (Information Resource Management)
merupakan metodologi siklus hidup yang digunakan untuk meciptakan sistem untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas.
Selama
bertahun-tahun, aktivitas komputer perusahaan merupakan operasi kamar rahasia,
tersembunyi dari penglihatan orang lain, dan hanya digunakan oleh spesialis
informasi perusahaan. Revolusi mikrokomputer menyebabkan terjadinya perubahan,
yaitu hardware komputer tidak lagi ditempatkan diruang tersembunyi, namun ia
didistribusikan keseluruh organisasi.
Selain
distribusi secara fisik, pemahaman mengenai informasi dan komputer juga telah
tersebar luas hingga sekarang dijumpai disemua tingkat organisasi. Perusahaan
harus mengevaluasi kembali mengenai pesanan unit pelayanan informasi, maka
diubahlah posisi spesialis informasi dan peranan yang dilakukan.
1.2 TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Menyelesaikan tugas akhir semester mata kuliah Sistem
Informasi Manajemen.
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
·
Mengetahui bahwa manajemen sumber
informasi (IRM) dapat dipandang dalam berbagai cara.
·
Mengetahui peranan potensial yang dapat
dilakukan informasi dalam memberikan keuntungan yang kompetitif kepada
perusahaan.
·
Mengetahui evolusi yang telah terjadi
dalam perencanaan cara penggunaan informasi sebagai sumber yang strategis.
·
Mempunyai pemahaman yang lebih baik
mengenai peranan pokok yang harus dilakukan CIO dalam perencanaan strategis dan
dalam mengimplementasikan rencana yang berkaitan dengan sumber-sumber
informasi.
·
Memahami apa saja yang dimaksud End-User
Computing, siapa yang terlibat, apa keuntungannya, dan apa risikonya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI IRM
IRM (Information Resource Management) adalah konsep manajemen sumber
informasi yang mengenal informasi sebagai sumber organisasional utama yang
haris dikelola dengan tingkat kepentingan yang sama seperti sumber
organisasional dominan lain seperti orang, keuangan, peralatan dan manajemen.
Jika
ingin menerapkan IRM maka harus ada tiga unsur, yaitu CIO bagian komputer
melaporkan kepada pimpinan, lalu CIO turut ambil bagian dalam menyusun rencana
untuk organisasi kemuadian rencana jangka panjang itu dibuat untuk kebutuhan
informasi.
Ø Tipe-tipe
dari sumber informasi
·
Informasi umum
·
Informasi daripara spesialis
·
Para pemakai
·
Fasilitas-fasilitas
·
Data base
·
Software
·
Hardware.
2.1.1 Berbagai Pandangan Tentang
IRM
Tiwi
(2008) “ Penerapan sebuah sistem informasi memang tidak harus menggunakan komputer
dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang
sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer “.
2.1.2
IRM Seperti HalnyaManajemen Informasi
Sumber
Informasi adalah sumber konseptual
yang mana menggambarkan sumber-sumber fisik yang harus dikelola oleh manajer.
Jika skala operasinya terlalu besar untuk diobservasi, maka manajer dapat
memonitor sumber-sumber fisik dengan menggunakan informasi yang menggambarkan
atau mewakili sumber-sumber tersebut.
Kritik terhadap pandangan IRM ini
muncul, alasannya adalah bahwa dengan pandangan seperti itu, maka pengukuran
nilai informasi menjadi sulit, dan adanya kenyataan bahwa informasi bersifat
konseptual, bukan fisik.
2.1.3 IRM Merupakan Cara Untuk
Meningkatkan Kualitas Sistem Informasi
Daripada
mengendalikan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh manajemen puncak, yang berlaku
untuk seluruh organisasi, sebaiknya perhatian harus ditujukan kepada tingkat
bawah, dimana sistem dikembangkan. Pandangan ini menganggap IRM sebagai
metodologi siklus hidup yang digunakan untuk menciptakan sistem yang dapat
menghasilkan informasi berkualitas.
Dasar dari pandangan ini adalah
adanya keyakinan bahwa tugas-tugas pengelolaan semua informasi dalam perusahaan
adalah begitu banyak bila hanya dilakukan dengan satu usaha. Situasi ini sama
seperti pada waktu usaha MIS pertama kali dilakukan, yaitu dengan menerapkan
satu sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi seluruh organisasi. Kita
telah mengetahui bahwa usaha-usaha awal tersebut umumnya gagal danmendorong
diketemukannya DSS.
Walaupun argumen bahwa
kebijaksanaanyang dibuat sendiri tidak akan cukup adalah benar, namun kelemahan
utama dari pandangan ini adalah bahwa ia mengabaikan perlunya kontrol terpusat
dan kontrol yang terkoodinasi.
2.1.4 IRM Sebagai Manajemen Sumber
Komputerisasi
Asumsi dasarnya adalah bahwa jika
perusahaan mengelola komputernya, databasenya, spesialis informasinya, dan sebagainya,
berarti ia mengelola informasinya.
Kritik terhadap pandangan ini
menyatakan bahwa perusahaan dapat dikelabui untuk percaya bahwa informasinya
telah dikelola, dimana kenyataan pada waktu itu ia tidak dikelola. Perusahaan
tidak boleh terlalu terlibat dalam manajemen sumber, yang hal ini akan
menghilangkan pandangan mengenai komoditi yang dihasilkan oleh sumber tersebut
yaitu informasi.
2.2 INFORMASI SEBAGAI SUMBER STRATEGIS
Informasi
merupakan salah satu sumber yang dapat menghasilkan keuntungan kompetitif.
Dengan cara memfokuskan pada pelanggan dan membangun sistem informasi yang bisa
meningkatkan arus informasi antara perusahaan dan elemen lingkungannya.
·
Arus informasi antara peusahaan dan
pelanggan antara lain :
-
Informasi yang menerangkan kebutuhan
produk.
-
Informasi yang menerangkan penggunaan
produk.
-
Informasi yang
menerangkan kepuasan produk.
Gambar 2.1 Arus informasi antara
perusahaan dan pelanggannya.
Tujuan utama dari peusahaan adalah
untuk memelihara operasi yang menghasilkan keuntungan, sehingga ia dapat terus
memberikan prosuk dan pelayanan (barang dan jasa) yang dibutuhkan oleh
pelanggannya. Perusahaan harus menjalankan tujuan tersebut dalam kendala yang
diakibatkan oleh lingkungan. Manajemen berusaha untuk mengarahkan semua
sumber-sumbernya dengan suatu cara agar ia mencapai competitive advantage (keuntungan kompetitif) yaitu mendapatkan
bagian diatas pesaing dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
·
Keuntungan kompetitif dapat dicapai
apabila :
-
Terjadinya hubungan yang baik antara
elemen-elemen
-
Diperlukan arus informasi dengan semua
elemen-elemen lingkungannya
-
Pentingnya efiseiensi operasi internal.
2.2.1
Pandangan
Sempit Mengenai Keuntungan Kompetitif
Seperti
terlihat pada gambar 2.2, ada tiga
arus informasi utama. Pertama, arus informasi ke perusahaan dalam bentuk
spesifikasi produk yang dibutuhkan. Mungkin perusahaan melakukan riset
marketing untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, atau mungkin pelanggan
melakukan pesanan atas produk yang dibuat oleh perusahaan. Kedua, peusahaan
memenuhi pesanan pelanggan dan juga memrikan informasi kepada pelanggan
tersebut mengenai cara penggunaan produk yang dibelinya. Sebagai contoh, ada
petunjuk yang disertakan pada produk, yang menjelaskan mengenai
pengaseblingannya dan fasilitas pengamannya. Ketiga, perusahaan memperoleh
informasi feedback dari pelanggan mengenai sejauh mana kebutuhannya dapat
terpenuhi. Pelanggan dapat menggunakan hotline untuk mencurahkan keluhannya,
dan riset marketing dapat melakukan survey
mengenai kepuasan pelanggan.
2.2.2
Pandangan
yang Luas Mengenai Keuntungan Kompetitif
Walaupun
sebuah sistem memperlancar arus informasi antara perusahaan dan pelanggannya
benar-benar telah memberikan kontribusi terhadap tercapainya keuntungan
kompetitif, namun janganlah hal ini dianggap sebagaipemecahan yang terakhir.
Bahkan, jika arus informasi pelanggan
sempurna, maka keuntungan kompetitif mungkin belum bisa dicapai kalau
perusahaan tidak melakukan hubungan dengan elemen-elemen lingkungan yang lain.
Profesor
Harvard, Michael E. Porter, dan konsultan pada Arthur Anderson, Victor E.
Millar, mengungkapkan perlunya perusahaan untuk menetapkan nilai kedalam semua
operasinya. Operasi ini mencakup hubungan dengan pemasok, operasi internal, anggota
channel distribusi, dan pelanggan.
Porter
dan Millar menggunakan istilah value
chain (sambungan nilai) untuk menjelaskan urutan aktivitas yang dijalankan
perusahaan dalam memberikan produknya. Seperti terlihat pada gambar 2.2.2 dibawah.
Gambar 2.2 Sambungan nilai
perusahaan.
Jika perusahaan menghubungkan
sambungannya dengan sambungan nilai dari pemasok, anggota channel, dan
pelanggan, maka ia menciptakan value
system (sistem nilai), seperti yang terlihat pada gambar 2.3.
Profesor Harvard, James Cach dan
Benn Konssynski, menggunakan istilah interorganizational
system (sistem antarorganisasional) atau IOS untuk menjelaskan sistem
informasi yang digunakan oleh lebih dari satu perusahaan. Kunci untuk mencapai
IOS ini adalah adanya kerja sama antarperusahaan yang turut serta yaitu IOS
participant (peserta IOS).
Gambar 2.3 Sistem nilai
2.2.3
Menempatkan
Keuntungan Kompetitif Dalam Perspektif
Keputusan untuk menjadi fasilitator
IOS ataupun pesertanya menunjukkan bahwa manajemen telah menyadari akan pentingnya
perusahaan menjadi bagian aktif dari yang lebih besar, yaitu sistem lingkungan.
IOS adalah contoh yang tepat mengenai bagaimana peserta (perusahaan) menerapkan
teori sistemnya untuk memecahkan masalah secara bersama. Dengan menetapkan
hubungan kerja sama dengan elemen-elemen lain yang terlibat dalamarus sumber,
maka setiap perusahaan akan mendapatkan tingkat penampilan yang lebih tinggi.
2.3 PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK
SUMBER-SUMBER INFORMASI
Jika
informasi akan digunakan sebagai sumber untuk mendapatkan keuntungan kompetitif
maka penggunaannya harus direncanakan. Lebih dari itu perencanaan tersebut
harus dilakukan oleh eksekutif perusahaan dan harus bersifat jangka panjang.
Aktifitas perencanaan yang mengidentifikasikan sumber-sumber informasi yang
akan diperlukan pada masa yang akan datang dan cara penggunaannya dinamakan
SPIR (Strategic Planning for Information
Resources). Gagasan utama yang mendasari SPIR ini adalah adanya hubungan
antara tujuan perusahaan secara keseluruhan dengan rencana untuk sumber-sumber
informasinya. Sumber-sumber informasi harus digunakan untuk mendukung
pencapaian tujuan perusahaan.
Berdasarkan survey selama tahun 80-an mengungkapkan bahwa SPIR adalah hal yang
paling penting kaitannya dengan penggunaan komputer dalam bisnis. Namun
demikian manajemen belum menyadari akan pentingnya SPIR ini. Kesadaran tersebut
berkembang secara bertahap.
2.3.1
Era
Pra-perencanaan IS Strategis
Perencanaan sumber informasi yang
pertama dilakukan oleh manajer dari unit pelayanan informasi.ini merupakan
pendekatan atau cara bottom-up, karena
ia tidak banyak menyita perhatian dari misi organisasi. Ia digabungkan dengan
sumber hardware yang terakhir yang mempunyai kapasitas yang cukup untuk
menyerap aplikasi baru.pada akhir perode ini, perusahaan menyadari bahwa cara botton-up ini menghasilkan sistem yang
terpisah, yang tidak dapat saling sesuai antara yang satu dengan yang lainnya.
Gambaran yang penting dari
perencanaa ini adalah adanya kenyataan bahwa ia dilakukan didalam unit
pelayanan informasi, dengan partisipasi aktif eksekutif perusahaan yang kecil.
2.3.2
Era
SPIR Awal
Akhir tahun 1970-an,
perusahaan-perusahaanmulai melakukan pendekatan atau cara top-down terhadap perencanaan dengan menyadari bahwa langkah
pertama adalah menentukan tujuan organisasi. Bila hal ini telah dilakukan, maka
tujuan tersebut kemudian digunakan sebagai dasar untuk merencanakan aktivitas
dari setiap unit organisasional perusahaan.
Ada beberapa pendekatan dasar yang
dikembangkan untuk melakukan perencanaan top-down bagi sumber-sumber informasi
ini. Pendekatan-pendekatan yang banyak mendapatkan perhatian adalah BSP IBM,
CSF, transformasi susunan strategi, dan SLC yang diperluas.
v Pendekatan-pendekatan
Top-Down :
1. BSP
IBM (Business System Planning)
o
Pendekatan studi total
o
Setiap manajer diinterview untuk
menentukan kebutuhan informasi, kemudian sistem diimplentasikan sesuai dengan
kebutuhan informasi.
2. CSF
(Critical Success Factor)
o
Perencanaan sumber informasi dengan
mengidentifikasi kunci keberhasilan yang menetukan keberhasilan dan kegagalan.
3. Transformasi
susunan strategis
o
Misi, tujuan, strategi dari perusahaan
merupakan dasar tujuan, batasan strategi perencanaan sistem.
o
Proses pentransformasian dari susunan
strategi organisasi menjadi susunan strategi SIM dinamakan proses perencanann
strategi SIM.
Gambar 2.4 Transformasi susunan
strategis
2.3.3
Era
Modern
Sekarang ini kita berada di era SPIR
modern. Perusahaan tidak hanya merencanakan bagaimana ia akan menggunakan
sumber-sumber informasinya, namun status sumber-sumber tersebut juga
mempengaruhi rencana strategis dari keseluruhan organisasi. Pengaruh yang
saling berlaku ini dilukiskan pada diagram pada gambar 2.4 dengan cara
memodifikasi gambar tersebut, yaitu dengan menyertakan tanda panah kekiri pada
gambar 2.5
Gambar 2.5 Sumber-sumber informasi
mempengaruhi strategi bisnis
2.4 KEPALA BAGIAN INFORMASI (CIO)
CIO
bertugas memberi laporan langsung kepada presiden atau CEO dan secara aktif ia
turut ambil bagian pembuatan keputusan penting dalam perusahaan, dan mungkin ia
menjadi anggota komite eksekutif.
Gambaran
mengenai CIO ini merupakan pengaturan yang ideal, walaupun hal ini telah banyak
dilakukan oleh berbagai perusahaan. Seperti CIO dari Kodak, Kathrine Hudson,
yang melaporkan secara langsung kepada presiden dan bekerja sama dengan wakil
pimpinan serta eksekutif. Ia mengemukakan bahwa, “Manajemen bagian di Kodak
bisa melakukan investasi jutaan dollar dalam teknologi, namun persetujuan
investasi tersebut harus dibawa ketingkat atas, seperti kepemimpinan
perusahaan, kemudian pimpinan tersebut akan memanggil saya dan bertanya.
‘apakah hal ini merupakan rencana yang tepat bagi perusahaan?’ saya melihat
bahwa hal ini bukanlah kekuatan veto. Saya melihatnya sebagai suatu peran yang
mendukung”.
Situasi
di Kodak ini merupakan ciri khas di perusahaan besar, bukan ciri perusahaan
kecil, konsep CIO lebih lazim di Amerika Serikat daripada ciri negara-negara
lain, walaupun mulai diterapkan di Eropa.
Gamabar 2.6 Katherine Hudson
CIOdari Kodak
Ø Tugas
CIO :
-
Mempelajari bisnis dan teknologinya
-
Menjalin kemitraan dengan unit bisnis
dan manajemen
-
Fokusmemperbaiki proses bisnis dasar
-
Memperkirakan biaya sistem informasi
dalam bisnis
-
Membangun kredibilitas dengan mengirim
service yang terpercaya.
2.4.1
Kendala
pada CIO
Walaupun
perusahaan menetapkan CIO, orang yang diangkat ini seringkali tidak mempunyai
kekuatan pengaruh seperti yang dimiliki Hudson di Kodak. Pada tahun 1988,
perusahaan Accounting Coopers dan Lybrand
bekerjasama dengan majalah Datamation untuk melakukan survey terhadap 400
manajer pelayanan informasi. Tujuan survey
ini adalah untuk mendapatkan gambaran dari status posisi CIO. Survey tersebut mengungkapkan bahwa 59
persen dari responden mengaku dirinya sebagai CIO, namun hanya 14 persen yang
bisa dinamakan CIO tersebut. Pangkat yang paling populer adalah Direktur MIS
(37 persen), diikuti oleh wakil presiden bidang pelayanan informasi (32
persen).
2.5 MANAJEMEN DARI END-USER COMPUTING
Tugas
perusahaan adalah untuk menetapkan kebijaksanaa end-user computing yang
memberikan fleksibilitas kepada pemakai untuk melakukan inovasi dalam
penggunaan komputer. Namun juga harus menetapkan kontrol untuk memastikan bahwa
penggunaan tersebut mendukung tujuan perusahaan.
Perencanaan
manajemen puncak dari suatu perusahaan yang akan menetapkan penggunaan
komputerisasi yang akan berguna untuk mengetahui penciptaan sumber informasi
dan pengelolaannya IRM (information
resource management).
v jika
perusahaan akan menerapkan IRM maka harus ada tiga unsur, yaitu :
o
Eksekutif puncak bagian komputer
melaporkan secara langsung kepada pimpinan yang disebut Chief Information Officer (CIO).
o
CIO turut ambil bagian dengan eksekutif
lain dalam menyusun rencana jangka panjang untuk organisasi.
o
Rencana jangka panjang harus dibuat agar
kebutuhan informasi dapat memberi kepuasan pelayanan melalui komputerisasi
personal.
2.5.1
Jenis
End-User
Salah satu studi pertama mengenai
end-user dilakukan pada tahun 1983 oleh Jhon Rockart dari MIT dan Lauren S.
Flannery, seorang mahasiswa jurusan MIT. Mereka menginterview 200 end-user di
tujuh perusahaan dan mengidentifikasi enam jenis. Gambar 2.7 menunjukkan
jenis-jenis tersebut dan pembagian responden survey tersebut.
a)
End-User
Non-Pemrograman
Pemakai (user) ini hanya mempunyai
pemahaman komputer yang sedikit atau mungkin tak mempunyai sama sekali, dan ia
hanya menggunakan software yang telah dibuat oleh orang lain. Ia berkomunikasi
dengan hardware dengan bantuan menu dan mengandalkan orang lain untuk
memberikan bantuan teknis.
b)
User
Tingkatan Perintah
Pemakai (user) menggunakan software
tertulis yang telah tersedia, namun ia juga menggunakan 4GL untuk mengakses
database dan membuat laporan.
c)
Programmer
End-User
Selain menggunakan software tertulis dan
4GL, pemakai ini juga dapat menulis programnya sendiri dengan menggunakan
bahasa pemrograman. Karena ia mempunyai pemahaman komputer yang lebih baik,
biasanya ia mengahasilkan informasi untuk pemakai non-pemrograman dan memakai
tingkatan perintah. Contoh pemakai jenis ini adalah aktuaris (penaksir), analis
keuangan, dan insinyur.
d)
Personel
Pendukung Fungsional
Pemakai ini ditugaskan di unit
fungsional perusahaan dan menangani penggunaan komputer. Ia mempunyai tingkatan
sebagai ahli seperti yang ada di unit pelayanan informasi.
e)
Personel
pendukung komputerisasi End-User
Spesialis informasi ini ditugaskan di
unit pelayanan informasi, namun membantu end-user dalam pengembangan sistem.
f)
Programmer
DP.
Ia merupakan golongan programmer khusus,
yang ditugaskan dipelayanan informasi, yang diharapkan memberikan dukungan
kepada end-user. Dukungan ini biasanya diberikan untuk menentukan harga
kontrak.
Klasifikasi ini terlalu luas, ia
memasukkan pemakai yang tidak mempunyai pemahaman komputer (end-user non-programan) dan pemakai yang
merupakan spesialis informasi (personel pendukung fungsional, personel
pendukung komputerisasi end-user, dan programmer DP). Dua jenis terakhir
seharusnya bahkan tidak dimasukkan kedalam area pemakai.
Suatu strategi yang telah terkenal
adalah penetapan atau pembangunan pusat informasi. Ini merupakan pemecahan yang
dapat diimplementasikan dengan cepat, namun hal ini harus diikuti oleh
perubahan-perubahan yang mendasar dari sifat-sifat yang telah permanen. Suatu
contoh yang mendasar ini adalah bahwa pelayanan informasi melepaskan tugas
sebagai sumber pemrosesan dan ia diberi tugas khusus untuk mengontrol jaringan.
2.5.2
Aplikasi
End-User Potensial
Nampaknya beralasan bila ada
anggapan bahwa end-user lebih
berusaha menerapkan aplikasinya untuk memenuhi kebutuhan informasinya sendiri
atau kebutuhan informasi untuk unitnya,
daripada untuk kebutuhan informasi perusahaan. Oleh karena itu, end-user
seharusnya tidak mengembangkan aplikasi pemrosesan data, MIS, dan otomatisasi
kantor, seperti voice mail dan video conferencing, sebab ia biasanya
mengimplemtasikan secara umum. End-user
seharusnya tidak boleh mengembangkan expert
system karena sistem ini mempunyai sifat khusus.
Hal ini berarti bahwa end-user
computing hanya terbatas pada apikasi DSS dan otomatisasi kantor, seperti word
processing, pengiriman elektronik, dan pengkalenderan elektronik, yang dapat
disesuaikan dengan sekelompok pemakai.
2.5.3
Tahap
Pertumbuhan End-User Computing
Lima
tahapan end-user computing, yaitu :
Isolasi. Selama tahap isolasi,
pemakai melihat tiap aplikasi sebagai entity
yang terpisah. Pemakai menerima dukungan nyata yang sedikit dari sistem dan
pemakai ini menggunakan sistem tersebut terutama untuk mendapatkan pengenalan
dengan pemrosesan komputer.
Stand-Alone. Pemakai mulai melihat
hubungan logis antara sistem-sistemnya. Dalam usahanya memadukan sistem
tersebut, pemakai biasanya akan memasukkan kembali output dari suatu sistem
untuk memberikan input kepada sistem yang lain.
Integrasi Manual. Para pemakai mulai
menukarkan data diantara mereka dan dengan fasilitas komputerisasi sentral.
Namun demikian, pertukaran ini dilakukan dengan mentransfer file dari suatu
program ke program yang lain, biasanya dalam bentuk disket. Contohnya adalah
penggunaan file diBase. Sebagai input bagi spreadsheet 1-2-3. Jika pelayanan
informasi tidak menentukan standart aktivitas ini, maka pemakai membuat
standartnya sendiri.
Integrasi Otomatis. Pemakai bisa
menukar data dengan database sentral dengan menggunakan jaringan komunikasi.
Pertukaran ini dilakukan oleh DBMS yang mengelola database sentral. Agar dapat
membuat dan membuat sistem ini, pemakai harus menyesuaikan dengan standart yang
telah ditentukan oleh pelayanan informasi.
Integrasi Terdustribusi. Pada
tingkat kematangan yang paling tinggi ini, aplikasi end-user berada pada
tingkat organisasional, kelompok kerja, dan pemakai perorangan. Database
terpisah didistribusikan ke seluruh perusahaan pada setiap tingkat, dan
integrasi dilakukan oleh DBMS terdistribusi.
2.5.4
Faktor
Yang Mendorong End-User Computing
Adanya
timbunan pelayanan informasi merupakan sebab utama mengapa end-user computing
menjadi populer, dimana pemakai menjadi tidak sabar dan memutuskan untuk
melakukan pekerjaannya sendiri.
Faktor
lain adalah murahnya dan mudahnya penggunaan hardware dan software. Pemakai
dapat membeli PC dan beberapa software pengembangan aplikasi dengan hanya
seribu dollar atau sekitarnya, seringkali tidak usah melalui channel yang resmi.
Pemahaman
pemakai mengenai komputer dan informasi juga merupakan faktor menjadi
populernya end-user computing ini.
Sekarang semakin banyak pemakai yang telah mempelajari keterampilan komputer di
sekolah dan mereka mempunyai keyakinan yang kuat terhadap kemampuannya ini.
Mereka tidak ragu-ragu lagi untuk mengembangkan atau membuat aplikasinya
sendiri.
Pemakai
juga terdorong untuk mengurangi biaya pemrosesan. Situasi ini terjadi pada
perusahaan yang memindahkan pembiayaan pengembangan dan penggunaan sistem
kepada departemen yang memakai sistem
tersebut, dan biaya tersebut dianggap terlalu tinggi.
2.5.5
Keuntungan
End-User Computing
End-user computing
memberikan keuntungan baik kepada perusahaan maupun pemakai, yaitu :
1. Perusahaan
akan memperoleh keuntungan dengan memindahkan beberapa muatan kerja dari bagian
pelayanan informasi kepada end-user. Hal ini memungkinkan bagian pelayanan
informasi untuk mengembangkan sistem organisasional yang mungkin telah menjadi
muatan kerja yang menumpuk selama beberapa bulan atau tahun. Iya juga
memungkinnya lebih mempunyai waktu untuk memelihara sistem yang telah berada
pada komputer.
2. Tidak
diikutsertakannya spesialis informasi dalam proses pengembangan bisa mengatasi
masalah yang menggagu pengimplentasi sepanjang era komputer yaitu komunikasi.
Banyak pemakai yang tidak memahami jargon komputer yang diungkapkan spesialis
informasi, dan banyak spesialis informasi yang tidak memahami tugas atau
tanggung jawab pemakai. Karena para pemakai memahami kebutuhannya sendiri
dengan lebih baik daripada orang lain, maka ketika mereka mengembangkan sistem
mereka sendiri mereka mungkin akan lebih puas dengan hasilnya.
Hasil
akhir dari kedua keuntungan tersebut adalah bahwa akan tercapainya tingkat
keterampilan penggunaan komputer yang lebih tinggi. Sedangkan keuntungan yang
oaling penting adalah dalam dukungan kebutuhan pemakai dalam memecahkan masalah
dan sistem memberikan apa yang dibutuhkan oleh pemakai.
2.5.6 Risiko Dari End-User
Salah
satu kekhawatiran bila pemakai diberi keleluasaan untuk menerapkan apa yang
menjadi pertimbangannya sendiri, adalah bahwa pemakai akan merancang hardware
campuran yang tidak dapat diinterface
dan menerapkan software yang tidak dapat digunakan secara bersama-sama.
Perusaha dapat mencegah terjadinya hal ini dengan menetapkan standart untuk memperoleh
hardware dan software.
Munro,
Huff, dan Moore menemukan bahwa perusahaan yang menjadi obyek studinya
mengontrol pembelian mikrokomputer dengan cara 21% dari perusahaan-perusahaan
tersebut memilih peralatan (hardware dan software) dari daftar yang telah
disediakan.
Berkenaan
dengan pengontrolan keamanan dengan cara membatasi akses pemakai ke database
sentral. Munro, Huff, dan Moore juga menyangsikan perusahaan-perusahaan
tersebut kaitannya dengan point ini, tak ada perusahaan yang memberikan kebebasan
kepada pemakainya untuk mendapatkan akses yang tak terbatas dengan membaca dari
dan menulis kesemua file. Sebagian perusahaan mengikuti kebijaksanaan yang
moderat (tidak berlebih-lebihan) dengan memberikan keleluasaan pemakai untuk mengakses file tertentu, akses untuk
mengkopi file, dan memberikan kemampuan Read-Only.
2.5.7 Strategi End-User Computing
Suatu
strategi yang telah terkenal adalah penetapan atau pembangunan pusat informasi.
Ini merupakan pemecahan yang dapat diimplementasikan dengan cepat, namun hal
ini harus diikuti oleh perubahan-perubahan yang mendasar dari sifat-sifat yang
permanen. Suatu contoh perubahan yang mendasar ini adalah bahwa pelayanan
informasi melepaskan tugas sebagai sumber pemrosesan dan ia diberikan tugas
khusus untuk mengontrol jaringan.
2.5.7.1
Pusat Informasi
Information center
(pusat informasi) adalah area dalam perusahaan yang berisi sumber-sumber
komputerisasi yang perlu dikembangkan oleh pemakai dan dengan aplikasinya
sendiri. Sumber-sumber tersebut meliputi hardware : seperti terminal, mikros, printer letter-quality, plotter.
Dan juga meliputi software : seperti paket spreadsheet elektronik, DBMS, 4GL,
dan paket Grafik.
Pusat
informasi yang baru terus dibuka setiap tahunnya, namun beberapa pusat yang
sudah tua ditutup. Perusahaan merasa bahwa pusat-pusat tersebut memberikan
kefunaan, para pemakai dapat mengembangkan apa yang menjadi kepuasannya dan
mereka dapat memperoleh sumber-sumber mereka sendiri. Itulah yang terjadi di Quaker Oats.
Salah
satu masalah yang berkaitan pada pusat informasi ini adalah perelokasian para
spesialis. Mereka dapat diberi berbagai tugas dalam perusahaan, dengan
dipekerjakan di pelayanan informasi atau dipekerjakan di departemen pemakai.
Strategi yang mungkin dengan menugaskan mereka dalam area perusahaan yang
ketinggalan dalam menggunakan komputer.
2.5.7.2 Kontrol Jaringan
Menurut
Donovan, point Helping Hand ataupun Watchdog ini tidak mewakili tujuan
jangka panjang yang berguna. Bila penggunaan komputer meluas ke are-area lain,
seperti sitem informasi eksekutif dan expert system, maka akan lebih sulit bagi
pelayanan informasi untuk memberikan semua bantuan yang dibutuhkan oleh point
Helping Hand. Tujuan akhir dari perusahaan adalah mencapai pont D, network.
Pada point ini, sumber-sumber komputerisasi didistribusikan dan pembuatan
keputusan mengenai sumber-sumber tersebut didesentralisasi. Tanggung jawab
utama pelayanan informasi adalah menghubungkan network ke sumber-sumber
tersebut.
Agar pencapaian status network ini
lancar, Donovan menyarankan bahwa CIO harus memelopori meninggalkan atau
melepaskan sumber-sumber komputerisasi perusahaan dan membiarkannya agar
dikontrol oleh departemen yang menggunakannya. Tujuan CIO dan pelayanan
informasi adalah terjadinya penyambungan atau hubungan dalam network.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Pada
manajemen sumber informasi berbasis komputer ini kita bisa mengetahui berbagai
sumber organisasional utama yang harus dikelola dengan tingkat kepentingan yang
sama seperi sumber organisasional dominan lain seperti orang, keuangan,
peralatan dan manajemen.
3.2 SARAN
Bagi
seluruh mahasiswa atau mahasiswi yang berkuliah di AMIK Dian Cipta Cendikia
Pringsewu baik yang semester atas maupun semester awal khususnya, hendaknya
agar selalu memperhatikan benar-benar apa yang disampaikan oleh dosen ketika
dalam kegiatan belajar dan mengajar berlangsung di dalam ruangan kelas sehingga
apabila ada pemberian tugas seperti ini ataupun yang lainnya maka mahasiswa
atau mahasiswi lebih mudah dan cepat mengerjakannya dan selesai tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Tetapi, tidak menutup kemungkinan apabila
mahasiswa atau mahasiswi ada kesulitan atau menemukan hal-hal yang baru dalam
pengerjaan tugas alangkah baiknya bertanya kepada dosen mata kuliah yang
bersangkutan dan jangan malu untuk bertanya kepada dosen karena kebanyakan
dosen senang melihat mahasiswa/i yang saktif bertanya.
Dengan
terselesaikannya tugas ini semoga bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
khususnya bagi penulis. Akhirnya penulis berharap semoga bantuan yang diberikan
mendapatkan balasan dari Allah swt.
Amiiiiin
. . . . . . . . .
0 Response to "Makalah Sistem Informasi Manajemen"
Post a Comment